:::: MENU ::::
  • Suitable for all screen sizes

  • Easy to Customize

  • Customizable fonts.

Kisah Sholawat Meningikan Derajat Seorang Penjahat

Shalawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang Mujarab untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik didunia maupun di akhirat. Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan fakta inderawi. Berikut beberpa buah kisah yang berbicara tentang keajaiban shalawat.

SEORANG SUFI DAN PENJAHAT 

Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban
darishalawat Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat.
Demikian tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabuk-mabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan segera bertobat pada Allah SWT.

15.3.14

Kisah 4 Orang Menemukan Islam Karena AL-Quran



Jakarta - Salah satu nikmat tertinggi yang dianugerahkan Allah SWT kepada umatnya adalah iman. Hidayah-Nya turun dengan berbagai jalan yang kadang tak disangka-sangka.

Sahabat terdekat Rasulullah saw, Umar bin Khatab yang termasuk khulafaurasyidin bahkan mengalami sebuah perjalanan yang berliku untuk menemukan nikmat tersebut.

Diriwayatkan, Umar adalah seseorang yang berkarakter kuat dan keras. Pada suatu hari, ia mendatangi rumah Arqam dimana Rasulullah saw berada. Dia melangkahkan kaki dengan mantap penuh kebencian serta pedang terhunus untuk membunuh Muhammad saw.

12.3.14

husnul khotimah seorang pembaca alquran


Ada seorang yang shalih membiasakan diri membaca Alquran al-Karim sebanyak sepeuluh juz setiap hari. Pada suatu hari dia sedang membaca surat Yasin. Sehingga, ketika dia sampai pada ayat:

“Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yasin: 24)

Maka, ruhnya melayang ke langit. Sahabat-sahabatnya yang ada di sekitarnya pun heran dan berkata, “Laki-laki ini adalah orang shalih, bagaimana mungkin hidupnya diakhiri dengan ayat ini:

10.2.14

Ahli surga Karena Tidak Hasad ( IRI HATI )


Ahli surga Karena Tidak Hasad ( IRI HATI )  

Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.

Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti hari sebelumnya.

Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal .

Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya. Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan, maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’

Satu Kali Sholawat Menghilangkan Siksa 50 Ahli Kubur





إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya ( Q.S Al ahzab : 56 )

Diriwayatkan bahwa telah datang seorang perempuan kepada Imam Hasan Al Bashri radhilallahu'anhu, berkatalah wanita tersebut, “Sesungguhnya anak perempuanku yang masih sangat muda telah meninggal dan aku ingin melihatnya di dalam tidur. Maka aku datang kepadamu agar engkau mengajarkan aku tentang apa yang dapat aku jadikan perantara untuk melihatnya.” Lalu Imam Hasan mengajarkan beberapa amalan kepada perempuan itu, dan diapun dapat bermimpi melihat anaknya. Dalam mimpinya itu, ia melihat anaknya terikat dan tersiksa. Diceritakanlah hal itu kepada Imam Hasan, dan ia pun bersedih hati karenanya.

23.12.13

KISAH NABI MUSA DAN PENJUAL DAGING

Begitu Besar Balasan Bagi Orang Yang Mendapatkan Karunia Dari ALLAH swt, Berupa Rasa Cinta Dan bakti Yang Tulus Kepada Orang Tuanya, Terutama Ibunya.
Banyak Kisah2 Yang Dapat Menjadi Teladan Tentang Keutamaan Berbakti Keada Kedua Orang Tua, Diantaranya Suatu Kisah Yang Terjadi Di Zaman Nabiyullah MUSA AS.

Dikisahkan bahawa Nabi Musa A. S telah berkata: " Ya ALLAH Ya tuhanku,tunjukkanlah kepadaku orang yang akan menemaniku di dalam syurga".

Kemudian ALLAH S.W.T berfirman yang bermaksud: "Wahai Musa, pergilah kamu ke negeri ini dan pasar ini, di situ kamu akan berjumpa dengan seorang lelaki penjual daging yang wajahnya seperti demikian, maka dia itulah temanmu di syurga kelak".

3.12.13

Sayyidina ALI dan Seorang Tua Nashrani

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap pagi dan sore Allah SWT selalu memandang wajah orang yang sudah tua, kemudian Allah SWT berfirman: Wahai hamba-Ku, semakin tua usiamu, semakin keriput kulitmu, semakin lemah tulangmu, semakin dekat ajalmu, semakin dekat pula engkau bertemu dengan-Ku. Malulah karena-Ku, karena Aku pun malu melihat ketuaanmu, dan Aku pun malu menyiksamu di dalam neraka.

Akhlak Mulia Sayyidina Ali Kw

Dikisahkan bahwa pada suatu ketika Sayyidina Ali KW sedang tergesa-gesa berjalan menuju masjid untuk melakukan jamaah shubuh. Akan tetapi dalam perjalanan - di depan beliau - ada seorang kakek tua yang berjalan dengan tenang

30.11.13

Kisah Nabi Musa Melihat Tuhan

Pada suatu ketika Nabi Musa telah memenuhi panggilan Allah subhana wa Ta'ala. Beliau naik ke gunung sinai (Thursina) setelah beliau menyempurnakan 40 malam yang diisi dengan puasa dan beribadah sendirian diatas gunung itu. Allah SWT pun berfirman dan menurunkan Taurat kepada beliau.
Kemudian Nabi Musa as pun sangat rindu untuk melihat wajah Sang Kekasih yang telah berkata-kata kepada nya, wajah Rabb nya.
" Dan tatkala Musa datang menurut waktu yang telah kami tentukan . Dan telah berfirman Rabb nya kepadanya : berkatalah ia, ya Rabb perlihatkanlah (dirimu) keapadaku , agar aku dapat memandang Engkau"


Nabi Musa as

11.11.13

Seorang YAHUDI Mimpi Berjumpa Rasulullah SAW

Siapapun bisa mimpi berjumpa Rasulullah SAW, bahkan non muslim pun ada yang mimpi bertemu Rasul SAW, sebagaimana sebuah kisah nyata yang pernah terjadi di Mesir dan diriwayatkan dalam kitab maulid Syaraful Anam.

Ada seorang wanita yahudi bertetangga dengan orang muslim yang suka merayakan maulid. Orang muslim ini gemar sekali membaca riwayat-riwayat­ tentang Baginda Rasulullah SAW dan suka mengundang para tetangganya yang lain untuk merayakan maulid Nabi SAW di rumahnya serta menjamu mereka.

Tetangga si muslim yakni si wanita yahudi tadi kerap menyaksikan dari rumahnya, para muslimin berkumpul di rumah tetangganya dan melakukan perayaan maulid Nabinya.

Pada suatu malam, ia bermimpi hadir di acara itu dan melihat orang yang wajahnya terang benderang dan indah, ia lalu bertanya kepada orang disekitarnya, “Siapakah orang tampan itu?” Lalu ada yang menjawab, “Beliau adalah Nabi Muhammad SAW.”


 Si yahudi lalu bertanya lagi, “Apakah jika saya menyapanya, ia mau membalas sapaan saya?” Dijawab, “Beliau adalah manusia yang paling ramah dan selalu membalas sapaan orang lain.” Tanya si yahudi kemudian, “Apakah jika saya bukan muslim ia mau menjawab sapaan saya?” Dijawab lagi, “Beliau menjawab semua yang menyapanya.”

Kisah Kesabaran Seorang Suami


 

“Diceritakan ada dua lelaki yang berkawan akrab. Mereka adalah Hasan dan Ismail. Keduanya orang shalih yang taat beribadah. Karena tempat mereka berjauhan, tidak mungkin keduanya selalu bertemu. Namun ada kebiasaan di antara mereka, setiap setahun sekali Hasan selalu datang ke rumah Ismail.

Suatu hari Hasan berkunjung ke rumah sahabatnya itu. Tiba di rumah Ismail, ia mendapatkan pintu rumah temannya itu tertutup rapat. Setelah beberapa kali mengetuk pintu terdengar sahutan istri sahabatnya dari dalam rumah, “Siapakah kamu yang mengetuk-ngetuk pintu?”

Kemudian Hasan menjawab, “Saya Hasan, sahabat suamimu. Aku datang untuk mengunjunginya hanya karena Allah SWT.”

“Dia sedang pergi mencari kayu bakar. Mudah-mudahan saja ia tidak kembali lagi!” jawab istri Ismail sambil memaki dan mencela suaminya sendiri.

11.10.13

Kisah Syeikh Abdul Qodir Jailani, Adab Ziarahi Ulama

Ada kalanya seorang murid ingin menjumpai untuk bersilaturahmi ataupun mengambil ilmu dan berkah dari ulama. akan tetapi terkadang ada niat ataupun bisikan hati yang berbeda yang bisa mengotori keberkahan dari pertemuan tersebut.
Dibawah ana masukkan sedikit cerita kisah didalam kitab
Al-Kawakib ad-Duriyyah ‘ala al-Hadaiq al-Wardiyyah fi Ajlaa’ as-Saadat an-Naqsyabandiah oleh Syaikh ‘Abdul Majid bin Muhammad bin Muhammad al-Khani asy-Syafie

Shaikh Abdul Qadir Jilani diusia mudanya adalah seorang yang sangat jenius, cerdas dan gemar menuntut ilmu. Beliau mempunyai dua orang sahabat yaitu Ibnu as-Saqa dan Abu Said Abdullah Ibnu Abi Usrun, keduanya juga dikenal sebagai sosok yang cerdas.
Suatu saat Shaikh Abdul Qadir Jilani benerta kedua temannya sepakat untukm
mengunjungi seorang waliAllah yang bernama Syaikh Yusuf al-Hamdani [440H – 535H: Beliau Abu Ya’qub Yusuf ibn Ayyub ibn Yusuf ibn al-Husain al-Hamdani adalah murid kepada Syaikh Abu ‘Ali al-Farmidhi dan guru kepada Shaikh Abdul Khaliq al-Ghujdawani – Masyaikh diTariqah Naqsyabandi. Kepada Syaikh Abdul Khaliq inilah dinisbahkan ‘amalan khatam khawajakhan dan yang mengatakan Syaikh Abu ‘Ali al-Farmidhi adalah guru kepada Imam al-Ghazali], yang dikenali sebagai al-Ghaus. Al-Ghaus adalah seorang ahli ibadah yang shaleh, waliAllah yang tinggal di pinggir kota. Namun beliau dikunjung banyak orang.

Sebelum berangkat, Ibn as-Saqa dan Ibn Abi Usrun berdiskusi mengenai niat atau maksud dari ziarah yang ingin mereka lakukan. Ibn as-Saqa berkata : Aku akan menanyakan persoalan yang susah agar ia bingung dan tidak bisa menjawabnya.
kemudian Ibn Abi Usrun juga berkata: Aku akan ajukan pertannyaan ilmiah, dan aku ingin melihat apakah yang ingin beliau katakan.

10.10.13

Hikmah Imam Al-Ghazali Belajar Membersihkan Hati

imam al ghazali 
Banyak cerita menarik seputar Imam Al Ghazali, yang paling terkenal ialah cerita tentang Ahmad, adiknya, melalui jalan saudaranya inilah jalan tasawuf menjadi pilihan Al Ghazali. Saking berterima kasihnya Al Ghazali mendedikasikan sebuah kitabnya, Madhunun bih Ala Ghairi Ahlih, untuk sang adik.

Alkisah, suatu hari ketika Imam Al Ghazali menjadi imam disebuah masjid . Tetapi saudaranya yang bernama Ahmad tidak mau berjamaah bersama, Imam Al Ghazali lalu berkata kepadanya ibunya :

"Wahai ibu, perintahkan saudaraku Ahmad agar shalat mengikutiku, supaya orang-orang tidak menuduhku selalu bersikap jelek terhadapnya". Ibu Al Ghazali lalu memerintahkan puteranya Ahmad agar shalat makmum kepada saudaranya Al Ghazali. Ahmad pun melaksanakan perintah sang ibu untuk shalat bermakmum kepada Al Ghazali,

Ketika Al Ghazali menjadi Imam shalat di masjid, sementara adiknya menajdi makmum. Ketika itu adiknya melihat tubuh sang kakak berdarah, maka ia pun (Muffaragah) membatalkan makmum kepada kakaknya, dan meneruskan shalat sendiri. Usai shalat, Ghazali bertanya, “Mengapa kamu membatalkan makmum kepadaku?” jawab Ahmad, adiknya, “Aku melihat kanda penuh darah.”

Sejenak Ghazali termenung. “Memang dalam shalat saya sedang berpikir tentang persoalan haid.” Adik kandung Imam Ghazali memang dikenal sebagai ahli Kasyf, mampu melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang awam. Seketika itu Ghazali sadar tentang pentingnya dunia sufi. Dan kejadian inilah yang mendorongnya mendalami ilmu tasawuf.

7.10.13

Perjumpaan Asy-Syibly dan Imam Junaid Al-baghdadi


Rasa cinta di dalam diri adalah sebuah anugerah yang di berikan sang kholiq kepada hambanya. Cinta kepada anak,istri,harta benda dan pangkat adalah sebuah keindahan yang ada di dunia ini, apabila manusia bisa meletakkan perhiasan-perhiasan [dunia seisinya] tepat pada porsinya maka semua perhiasan itu akan memberi cahaya bagi kehidupan. Sebaliknya bila penempatannya bukan pada porsinya, maka semua perhiasan itu sewaktu-waktu membawa bencana dan kehancuran.
Fiman-NYA : “ Dijadikan indah pada [pandangan] manusia KECINTAAN kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,perak,kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah semua PERHIASAN DUNIA, dan di sisi Allah-lah tempat kembali terbaik.” [ QS.Ali imran [3] : 14 ].

Dalam meletakkan cinta diperlukan kecerdasan ruhani, mereka yang memiliki kecerdasan ruhani memiliki prinsip yang menampilkan sosok dirinya sebagai insan yang berakhlaq, mereka tahu bagaimana meletakkan cinta. Para ahli TASAWUF yaitu ahli sufi [Arif-Billah] berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah dengan lugas mengatakan, “ Mencintai pemilik dan pemberi hiasan jauh lebih mulia dan jauh lebih berharga dibanding mencintai sekedar hiasan saja “. Ungkapan tersebut berlandaskan Firman Allah Swt :

قل متا ع الد نيا قليل والا خرة خير لمن اتقى ولا تظممو ن فتيلا انساء
“ Katakanlah olehmu [Hai Muhammad] : Hiasan dunia ini hanya sebentar [terlalu sedikit] dan [perhiasan Akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa “. [qs.An-Nisa’ [4] : 77 ]

5.10.13

Hikmah Abu Yazid Al-Bustami Tentang UJUB

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ
Sahabatku rahimakumullah..
Dalam kehidupan kita, seringkali kita juga lebih mudah untuk mendapatkan pelajaran dari cerita-cerita sederhana ketimbang uraian-uraian panjang yang ilmiah. Berikut ini sebuah cerita dari Guru Sufi terkenal, Bayazid Al-Busthami, yang insya Allah, dapat kita ambil pelajaran daripadanya;
Di samping seorang sufi, Bayazid juga adalah pengajar tasawuf. Di antara jamaahnya, ada seorang santri yang juga memiliki murid yang banyak. Santri itu juga menjadi Kyai bagi jamaahnya sendiri. Karena telah memiliki murid, santri ini selalu memakai pakaian yang menunjukkan kesalehannya, seperti baju putih, serban, dan wewangian tertentu.
Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Bayazid, "Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tidak pernah saksikan apa-pun yang Tuan pernah gambarkan."
Bayazid menjawab, "Sekiranya kamu beribadat selama tiga ratus tahun pun, kamu tidak akan mencapai satu butir pun debu mukasyafah dalam hidupmu."
Murid itu heran, "Mengapa, ya Tuan Guru?"
"Karena kamu tertutup oleh dirimu," jawab Bayazid.
"Bisakah kamu obati aku agar hijab itu tersingkap?" pinta sang murid.
"Bisa," ucap Bayazid, "tapi kamu tidak mungkin akan melakukannya."
"Tentu saja akan aku lakukan," sanggah murid itu.

Rahasia Haji : Dialog Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin dan Imam Syibli

  بسم الله الرّحمن الرّحيم 
  
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ 

Sebagai seorang Imam dan Ulama besar yang mendalami ilmu tasawwuf dan hidup zuhud, Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin ra. menilai ibadah tidak hanya dari lahiriah saja, tetapi tekanan utamanya diarahkan kepada kebulatan batin orang yang menunaikannya. Ia mengajarkan kepada murid-muridnya, bahwa kesempurnaan ibadah hanya dapat dicapai bila dilakukan dengan tiga unsur yang tidak boleh dipisahkan, yaitu unsur batin (qalbiy), unsur ucapan (qauly), dan unsur perbuatan (fi’liy). Pandangannya yang sangat cermat dan mendalam itu dapat kita ketahui dari dialog dengan salah seorang muridnya yang bernama Asy-Syibliy (terkenal Ulama besar sufi dan juga waliyullah).

Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin ra. dalam dialog dengan muridnya yang telah mencapai martabat ilmu yang tinggi itu mengungkapkan kesempurnaan ibadah haji dari segi hakikat pengertian dan hikmahnya, tidak semata-mata dari syarat-rukunnya belaka, sebagaimana yang lazim dilakukan oleh kaum muslimin awam. Kiranya amat besar manfaatnya bila wejangan Imam

‘Ali Zainal ‘Abidin ra. kepada Asy-Syibliy direnungkan dan diamalkan oleh setiap muslim pada waktu menunaikan ibadah haji, agar dapat meraih keridaan Allah sebesar-besarnya.

Pada suatu hari setiba kembali Asy-Syibli dari Makkah menunaikan ibadah haji, ia memerlukan datang menghadap gurunya ( Imam ‘Ali Zainal ‘Abidin ra.) untuk menyampaikan pengalaman-pengalamannya. Dalam pertemuan tersebut berlangsunglah dialog sebagai berikut :

2.10.13

Kisah Nabi Musa & Dua Buah Botol


 

Kisah Nabi Musa A.S. dan Dua Malaikat 
Ibn Kathir meriwayatkan kisah ini dalam tafsir ayat Kursi. Ada beberapa orang Yahudi yang mendatangi Musa A.S. dan bertanya kepadanya “Wahai Musa, apakah Allah butuh tidur?” Tapi Musa A.S. tidak dapat menjawabnya.

Lalu Musa A.S. melanjutkan dakwahnya pada hari itu. Dia menyerukan kepada orang-orang agar menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Setelah selesai berdakwah selama seharian, kemudian dua malaikat mendatangi Musa A.S. Mereka memberikan Musa dua buah botol kaca.

Mereka berkata “Malam ini kau harus terjaga sepanjang malam sembari memegang dua botol kaca ini. Kau tidak boleh melepaskannya.”

Jadi Musa mengambil botolnya dan memegangnya. Karena telah berdakwah selama seharian, maka dia merasa capek. Kemudian sebagian malam berlalu dan dia semakin letih, matanya terasa berat dan tubuhnya makin lemah. Malam semakin larut dan rasa kantuknya tidak tertahankan lagi sehingga tanpa sadar Musa A.S. tertidur. Lepaslah kedua botol kaca itu dari genggamannya. Kedua botol itu menghantam lantai dan pecah.

Seketika, merasa kagetlah Musa A.S. karena suara pecahnya botol itu sehingga dia terbangun dari tidurnya. Tiba-tiba kedua malaikat itu datang kembali kepada Musa dan berkata “Ya Musa, jika Allah Azza wa Jalla tertidur sedetik saja, maka langit akan menimpa bumi bagaikan botol kaca ini pecah ke lantai.”

Kisah Batu Berlari di Zaman Nabi Musa

 
Kisah mengenai hidupnya benda mati juga terjadi pada masa kenabian Musa. Jika Rasulullah berinteraksi dengan pohon, Musa pun memiliki pengalaman dengan sebuah batu. Kisah ini terjadi di masa Israiliyat.

Dahulu kala, Bani Israil biasa mandi di sungai tanpa pakaian. Mereka tak malu meski saling melihat satu sama lain. Tapi, kebiasaan itu tak disukai Nabiyullah Musa. Setiap kali mandi, Musa selalu menyendiri dan enggan mandi bersama.

Bukan Bani Israil jika tak memiliki sifat membangkang. Sikap mulia Nabi Musa tersebut justru dipertanyakan mereka. Meski Musa merupakan nabi yang patut diyakini dan dihormati, Bani Israil justru mencelanya. Mereka menyebarkan gosip bahwa Musa memiliki cacat badan hingga enggan mandi bersama. Nabi Musa yang terbiasa sabar menghadapi umatnya pun hanya diam membisu. Ia enggan meladeni gosip murahan Bani Israil. Tapi, Allah enggan membiarkan utusan-Nya dicela.

Pohon Kurma Menangisi Rasulullah Saw


 

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari ketika batang pohon kurma ditinggal oleh Sang Nabi yang biasa bersandar padanya disaat berkhutbah maka saat itu batang pohon kurma itu menjerit dengan jeritan yang menyayat hati.

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari bahwa jeritan dan tangisan pohon kurma itu terdengar bagaikan jeritan sang bayi yang ditinggal oleh ibunya dan Sang Nabi turun dari mimbar, mendatangi pohon kurma itu dan memeluknya, batang pohon itu dipeluk dan setelah itu tangisnya pun mereda bagaikan bayi ketika dipeluk oleh ibunya dan tersendat – sendat, terisak – isak nafasnya menahan tangis karena telah ditenangkan oleh ibunya sampai perlahan – lahan suara tangisnya semakin pelan dan terdiam.

Bagaikan bayi yang kehilangan ibunya dan di peluk dan didekap oleh ibunya sampai masih terisak - isak sesaat kemudian tangisnya terdiam.

Demikian keadaan batang pohon kurma, cinta dan tangisnya karena Nabiyyuna Muhammad Saw berpisah dengannya. Biasa Sang Nabi bersandar padanya setiap khutbah, sekali waktu beliau turun maka batang pohon kurma itu menangis. Dan Sang Nabi, wahai yang demikian indah dicipta oleh Allah sebagai raufurrahiim tidak pula mengecewakan daripada batang pohon kurma mencintainya, beliau turun dan memeluk batang pohon kurma itu dan menenangkannya.

Al Imam Ibn Hajar meriwayatkan salah satu hadits shahih menukil di dalam Fathul Baari bahwa Rasul berkata “seandainya aku tidak menenangkannya, ia akan terus menjerit hingga yaumil qiyamah dengan tangisnya yang didengar oleh jumlah sahabat yang muttawatir, lebih dari 80 sahabat yang mendengar jeritan dan tangis batang pohon kurma ini”.

28.9.13

Kisah Taubat Dan Kebahagian Ibrahim bin adham


Hal-ikhwal taubatnya Ibrahim bin Adham yakni ketika suatu hari ketika ia keluar rumah untuk berburu. Di tengah perjalanan ia berhenti untuk beristirahat. Lalu dibuka bekal bawaannya untuk dimakan. Tiba-tiba datang seekor burung gagak mengambil roti perbekalan itu dan membawanya terbang. Ibrahim bin Adham heran melihat kejadian aneh itu. Segera ia kembali ke punggung kuda dan memacunya ke arah terbang si burung gagak tadi. Burung gagak itu hinggap di atas bukit.

Setelah dicari-cari, burung gagak itu berhasil dilihatnya dari kejauhan. Segera ia pergi mendekat. Namun, ketika jarak semakin dekat, burung gagak itu terbang lagi menuju ke suatu tempat. Di tempat itu Ibrahim bin Adham mendapati seorang lelaki tengah terbaring, tubuhnya terikat. Ia lalu bergegas turun dari unggung kudanya untuk melepaskan ikatan dari tubuh lelaki yang tak dikenalnya itu. Setelah itu ditanyakannya kepada lelaki itu, perihal apa yang membuat dirinya dalam keadaan terikat.

Lelaki itupun menuturkan kisahnya,

0 comments:

Post a Comment

A call-to-action text Contact us